cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL BIOMEDIK
ISSN : 20859481     EISSN : 2597999X     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
JURNAL BIOMEDIK adalah JURNAL ILMIAH KEDOKTERAN yang diterbitkan tiga kali setahun pada bulan Maret, Juli, November. Tulisan yang dimuat dapat berupa artikel telaah (review article), hasil penelitian, dan laporan kasus dalam bidang ilmu kedokteran..
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen" : 9 Documents clear
PENENTUAN DERAJAT LUKA DALAM VISUM ET REPERTUM PADA KASUS LUKA BAKAR Kristanto, Erwin G.; Kalangi, Sonny J. R.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.3.2013.4346

Abstract

Kebutuhan masyarakat atas berbagai dokumen medikolegal kian meningkat seiring peningkatan kesadaran masyarakat atas hak hukumnya. Setiap dokter, dalam berbagai tingkat pelayanan kesehatan, diwajibkan mampu untuk memberikan pelayanan forensik dan medikolegal, khususnya visum et repertum. Visum et repertum yang dibuat seorang dokter harus dapat membantu penegakan hukum melalui kesimpulan yang sesuai dengan ilmu kedokteran dan kebutuhan penegakan hukum. Pada kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan korban menderita luka bakar, maka amat penting bagi para penegak hukum untuk memperoleh pendapat ilmiah dokter mengenai derajat keparahan atau derajat luka dari korban tersebut. Pendapat ilmiah mengenai derajat luka ini akan membantu aparat penegak hukum dalam menentukan beratnya hukuman yang diancamkan pada pelaku. Kesimpulan dokter akan membawa dampak besar bagi pihak-pihak yang terlibat dalam tindak pidana tersebut, sehingga pengambilan kesimpulan yang tepat amatlah penting.
HISTOFISIOLOGI RETINA Wangko, Sunny
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.3.2013.4342

Abstract

Bola mata orang dewasa berdiameter sekitar 2,5 cm. Dari seluruh permukaan bola mata, hanya 1/6 bagian anterior yang tampak sedangkan 5/6 bagian posterior terletak dan terlindung di dalam ruang orbita. Secara histologik, dinding bola mata tersusun oleh 3 lapisan yaitu tunika fibrosa, tunika vaskulosa (uvea), dan tunika nervosa (retina). Retina merupakan tempat reseptor visual dengan tiga lapisan utama neuron retina yang dipisahkan oleh dua zona dimana terjadi sinaps, yaitu lapisan sinaps luar dan dalam. Ketiga lapisan ini (searah dengan input visualnya) ialah: lapisan sel fotoreseptor, lapisan sel bipolar, dan lapisan sel ganglion. Juga terdapat sel horisontal  dan sel amakrin; keduanya membentuk jalur lateral untuk mengatur sinyal yang  dihantarkan sepanjang jalur sel fotoreseptor ke sel bipolar dan ke sel ganglion.
MUKOSA OLFAKTORIA Wangko, Sunny
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.3.2013.4347

Abstract

Kavum nasi merupakan sepasang ruangan yang dipisahkan oleh septum terdiri dari tulang rawan dan tulang. Ruangan-ruangan tersebut berbentuk memanjang dengan dasar melebar, terletak pada palatum durum dan palatum mole. Bagaian apeks menyempit ke arah fosa kranialis anterior. Rangka kavum nasi dibentuk oleh tulang dan tulang rawan yang terletak di bagian tengah tengkorak, kecuali sebagian kecil di sebelah anterior yaitu hidung bagian luar. Ruangan kavum nasi terdiri atas tiga regio: vestibulum nasi, regio respiratoria dan regio olfaktoria. Vestibulum nasi adalah bagian kavum nasi yang berdilatasi tepat di bagian dalam lubang hidung dan dilapisi oleh kulit. Regio respiratoria merupakan bagian terbesar kavum nasi (sekitar 2/3 bagian sebelah inferior) dan dilapisi oleh epitel respiratoria. Regio olfaktoria terletak di apeks (1/3 bagian atas) kavum nasi dan dilapisi oleh mukosa olfaktoria yang merupakan indra penghidu.
IDENTIFIKASI IRIS OPSI IDENTIFIKASI BIOMETRIK Kristanto, Erwin G.; Rompas, Elisa; Wangko, Sunny
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.3.2013.4343

Abstract

Perkembangan teknologi dalam kehidupan sehari-hari membuat timbulnya kebutuhan untuk membuktikan pada mesin dan sistem bahwa seorang individu ialah pemilik identitas yang ditampilkan oleh mesin dan sistem tersebut. Aktivitas membuka pintu, absensi, membuka komputer, hingga membuat dokumen, membutuhkan verifikasi bahwa kegiatan tersebut dilakukan oleh orang yang tepat. Kebutuhan ini dijawab dengan suatu metode identifikasi yang disebut identifikasi biometrik. Penggunaan identifikasi biometrik membantu peningkatan keamanan sistem komputer dengan menggantikan penggunaan kata kunci (password) yang dapat diretas. Password yang terdiri dari 6 karakter tanpa karakter khusus walau memiliki 2,25 miliar kemungkinan kombinasi, ternyata dapat diretas dalam beberapa detik dengan menggunakan sebuah server komputer. Akun media sosial yang memiliki pengaman yang cukup baik, ternyata banyak yang diretas dan kemudian disalahgunakan. Identifikasi iris dianggap merupakan salah satu metode identifikasi biometrik yang ideal dan lebih stabil karena iris adalah organ internal yang terproteksi oleh kornea. Beberapa kekurangan metode ini ialah pada pengguna kacamata, lensa kontak, atau cadar, serta peminum alkohol.
PAPILA LIDAH DAN KUNCUP KECAP Wangko, Sunny
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.3.2013.4349

Abstract

Lidah merupakan organ muskular yang menonjol ke dalam kavum oris dari permukaan inferior. Otot-otot lidah merupakan otot bercorak seperti otot skelet, dan terdiri dari otot ekstrinsik (mempunyai origo di luar lidah) dan intrinsik (mempunyai origo di dalam lidah). Otot bercorak lidah tersusun dalam berkas-berkas yang berjalan dalam tiga bidang;  masing-masing bidang membentuk sudut  tegak lurus satu dengan yang lain. Hal ini memungkinkan pergerakan lidah dengan fleksibilitas dan  ketepatan tinggi, yang berperan baik dalam proses bicara maupun digesti dan menelan. Permukaan dorsal lidah terbagi atas 2/3 bagian anterior dan 1/3 bagian posterior oleh lekukan berbentuk huruf V, disebut sulkus terminalis. Apeks dari lekukan huruf V mengarah ke posterior dan merupakan lokasi foramen sekum. Pada bagian dorsal lidah terdapat beberapa jenis papila lidah yang berperan dalam fungsi mekanis mengatur makanan dalam kavum oris dan fungsi pengecapan (organ indera).
BASALIOMA Loho, Lily L.; Durry, Meilany F.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.3.2013.4345

Abstract

Basalioma merupakan tumor ganas tersering di Amerika Serikat. Di Indonesia, data dari Badan Registrasi Kanker tahun 2009 menunjukkan bahwa kanker kulit menempati urutan ke-4 dari 10 jenis kanker terbanyak, dan di Manado menempati urutan ke-2 setelah kanker leher rahim. Ciri khas basalioma ialah terjadi pada kulit berambut pada orang dewasa. Pada usia lanjut, basalioma lebih sering ditemukan pada laki-laki, sedangkan pada usia muda lebih sering pada perempuan. Faktor risiko antara lain paparan sinar matahari, arsen, dan radiasi ion; riwayat keluarga; dan imunodefisiensi sekunder. Manifestasi klinik berbeda-beda sesuai variasi histologi. Lesi utama basalioma berbentuk noduler, kemudian yang superfisial, berpigmen, dan morfea. Lokasi tersering ialah di daerah hidung. Insiden metastasis 0,01-0,1%, dan terjadi secara limfogen dan hematogen.
LESI PRAKANKER DAN KANKER RONGGA MULUT Lintong, Poppy M.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.3.2013.4350

Abstract

Skrining  terhadap  perkembangan  lesi prakanker dan kanker rongga mulut telah meningkat secara pesat dalam beberapa dekade terakhir. Bermacam macam lesi mukosa mulut seperti lesi kemerahan (erythroplasias) dan lesi putih (leukoplakias) berpotensi menjadi kanker, Keadaan ini harus dibedakan dari lesi hiperplastik kronik seperti kandidosis yang sangat kurang berpotensi menjadi kanker. Lesi-lesi erythroplasia dan leukoplakia mempunyai risiko untuk berubah menjadi ganas, sehingga dibutuhkan perhatian untuk mengenal lesi-lesi ini. Akurasi prediksi rendah terhadap lesi-lesi ini, namun lesi-lesi yang berisiko ini dapat menjadi dasar untuk diagnosis dan rencana pengobatan. Faktor-faktor yang menyokong terjadinya lesi-lesi ini antara lain merokok tembakau, alkohol, dan gangguan genetik. Tingkat prediktor terbaik terhadap lesi yang berpotensi menjadi ganas secara histologik dapat dilihat dari derajat displasia. Displasia merupakan pertumbuhan tidak normal secara sitologik, dan dapat dijumpai pada sel-sel prakanker maupun kanker. Lesi prakanker dibedakan dari kanker berdasarkan  pada invasi sel-sel tumor ke dalam stroma dan metastase atau penyebaran. Kanker pada rongga mulut diatas 90% adalah jenis karsinoma sel skuamous, berasal dari sel-sel epitel mukosa. Patogenesis dari karsinoma sel skuamous  multifaktorial. Di Amerika Utara dan Eropah  kanker rongga mulut umumnya terjadi pada pria usia pertengahan dengan riwayat perokok tembakau kronis dan peminum alkohol. Faktor-faktor lain yang  menyokong terjadinya karsinoma sel skuamous yaitu infeksi dengan virus HPV, dan lebih jarang virus HIV. Studi mengenai ekspresi gen telah mengidentifikasi tanda-tanda transkripsi gen pada karsinoma sel skuamous rongga mulut. Evaluasi dan deteksi lesi prakanker dan kanker rongga mulut dapat dilakukan melalui pemeriksaan sitologi, biopsi, dan potong beku. Pengambilan sampel yang baik melalui biopsi jaringan dapat menegakkan diagnosis berdasarkan pemeriksaan histopatologik. Pemeriksaan sitologi melalui skreping pada lesi erythroplasia atau leukoplakia dapat mendeteksi adanya lesi prakanker atau karsinoma in situ lebih awal. Biopsi aspirasi jarum halus pada kelenjar getah bening di daerah leher dapat mengkonfirmasi adanya penyebaran atau metastase. Pemeriksaan potong beku berperan untuk mendeteksi batas-batas dari tumor. Pengenalan dan diagnosis dini lesi-lesi prakanker sangat bermanfaat dalam prognosis dan penyembuhan yang optimal.
PERSARAFAN LIDAH Tanudjaja, George N.
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.3.2013.4348

Abstract

Lidah merupakan suatu organ muskuler yang sangat mobil dan mempunyai bentuk yang dapat berubah-ubah dalam waktu yang singkat sesuai dengan kemauan dan kebutuhan. Pada saat istirahat lidah menempati bagian terbesar kavitas oris proprium atau rongga mulut utama.   Organ ini terdiri dari tiga bagian, yaitu radiks lingua, korpus lingua dan apeks lingua. Radiks atau basis adalah bagian posterior yang terikat, terutama ke dasar mulut. Fungsi lidah berhubungan dengan proses-proses mengunyah atau penghancuran makanan, mengecap, menelan, berbicara dan membersihkan mulut, tetapi fungsi utamanya ialah untuk mengantarkan makanan ke dalam faring ketika menelan dan membentuk kata-kata saat berbicara. Sebagian besar lidah terdapat di dalam kavum oris dan sebagian kecil lagi di dalam orofaring. Komponen utama lidah ialah otot-otot yang diliputi oleh membran mukosa pada bagian dorsum lingua, apeks lingua, dan bagian lateralnya.
HISTOFISIOLOGI KULIT Kalangi, Sonny J. R.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.3.2013.4344

Abstract

”Tidak ada mantel ajaib yang dapat dibandingkan dengan kulit dalam berbagai perannya berupa kedap air, penghangat, tabir surya, pelindung, pendingin, sensitif terhadap rasa raba, suhu, dan nyeri, tahan dipakai dan dapat memperbaiki diri sendiri.” Prof. R.D. Lockhart Ahli anatomi terkenal berkebangsaan Skotlandia (Author of Anatomy of the Human Body)   Kulit beserta turunannya, meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamma disebut juga integumen. Fungsi spesifik kulit terutama tergantung sifat epidermis. Epitel pada epidermis ini merupakan pembungkus utuh seluruh permukaan tubuh dan ada kekhususan setempat bagi terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku, dan kelenjar-kelenjar.

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2013 2013


Filter By Issues
All Issue Vol. 14 No. 2 (2022): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 13, No 3 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 13, No 2 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 13, No 1 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 12, No 3 (2020): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 12, No 2 (2020): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 12, No 1 (2020): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 11, No 3 (2019): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 11, No 2 (2019): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 11, No 1 (2019): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 10, No 3 (2018): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 10, No 2 (2018): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 10, No 1 (2018): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 9, No 3 (2017): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 9, No 2 (2017): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 9, No 1 (2017): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 9, No 1 (2017): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen Vol 8, No 3 (2016): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 8, No 2 (2016): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen Vol 8, No 2 (2016): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 8, No 1 (2016): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 7, No 3 (2015): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen Vol 7, No 3 (2015): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 7, No 2 (2015): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 7, No 1 (2015): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 6, No 2 (2014): JURNAL BIOMEDIK : JBM Juli 2014 Vol 6, No 1 (2014): JURNAL BIOMEDIK : JBM Maret 2014 Vol 6, No 3 (2014): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 6, No 3 (2014): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 3 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen Vol 5, No 2 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 4, No 3 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 4, No 3 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM Suplemen Vol 4, No 2 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 4, No 1 (2012): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 3, No 3 (2011): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 3, No 2 (2011): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 3, No 1 (2011): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 2, No 3 (2010): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 2, No 2 (2010): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 2, No 1 (2010): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 1, No 3 (2009): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 1, No 2 (2009): JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 1, No 1 (2009): JURNAL BIOMEDIK : JBM More Issue